Pagi itu mungkin adalah pertama kali sejak sekian lama saya mandi pukul 03.00 dini hari. Dinginnya air pagi itu membuat mata saya yang hanya tidur selama dua jam terbuka lebar. Pukul 04.00, saya harus sudah menampakkan batang hidung di Kantor Pusat DJKN (KanPus). Sialnya, bukannya tidur awal, mata saya malah sulit diajak kompromi hingga akhirnya saya baru bisa benar-benar terlelap saat lewat tengah malam. Dengan menggendong "seonggok" ransel berukuran 55 liter, saya menuju Kanpus menggunakan ojek online. Tiba di Kanpus, saya disambut mata-mata sembap berbagai rupa yang tak lain adalah rekan-rekan senasib sepenanggungan saya di DJKN. Berbagai tahap telah dilalui untuk menjadi abdi negara. Tahapan yang kali ini harus kami lalui adalah DTU (Diklat Teknis Umum). DTU sendiri bertujuan untuk mempersiapkan mental dan fisik kami sebelum menjadi PNS. Menurut gosip yang beredar sih DTU ini cukup agak lumayan menguras tenaga. Tetapi seburuk apapun itu, semua harus dihadapi demi menjad
Dari judul blog saya, anda pasti beranggapan saya akan mengulas salah satu pulau di Maluku, ya Banda Neira. Tapi tunggu, ini bukanlah seperti apa yang anda pikirkan. Tidak, kali ini saya tidak membahas tentang pulau sederhana nan cantik di Indonesia Timur itu. Dua kata ini saya temukan ketika mencari musik untuk menemani saya belajar malam itu. Saya membaca salah satu blog yang mengulas tentang pemusik ini. Banda Neira. Tanpa pikir panjang saya mengunduh lagunya yang berjudul "Hujan di Mimpi". Dalam hitungan detik saya terpaku pada untaian kata-kata yang disatukan menjadi lirik lagu yang begitu anggun. Melodinya menenangkan hati pendengarnya, begitu teduh begitu syahdu. Membuat akal kita tenggelam dan melebur dalam dinamika nadanya. Not-not yang terasa familiar walaupun ini kali pertama saya mendengarnya. Banda Neira. Musikmu membuatku luluh lantak dan jatuh cinta pada simfoni bait pertama. Seperti hadirmu, dikala gempa Jujur dan tanpa bersandiwara Teduhnya sepe